Buku Tamu

Sabtu, 07 Mei 2011

Pelajaran Tentang Rasa

Ini adalah pelajaran tentang rasa. Senang, sedih, marah, kecewa, suka, sayang, benci..

Setiap rasa yang pernah dicicipi oleh hati akan memberi pelajaran pada diri. Rasa sayang dan bahagia mengajarkan untuk bersyukur. Marah mengajarkan untuk bersabar. Kecewa mengajarkan untuk berlapang hati. Sayang mengajarkan untuk peduli dan berbagi. Benci mengajarkan tentang penjagaan terhadap hati, penjagaan dari buruk prasangka, penjagaan dari rasa itu karena jangan sampai kebencian terhadap sesuatu akhirnya justru mengotori hati, menstimulasi rasa marah dan kecewa, dan dengannya sikap yang di munculkan cenderung negatif bagi diri dan orang lain.

So, let’s keep learning. Belajar untuk mengolah rasa agar hati lebih tegar dan dewasa. Agar ia melahirkan sikap yang bijak dan bersahaja dalam menjalani hidup. Karena hanya sikap bijak dan sahaja yang akan mengantarkan seseorang dalam kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hidup hari ini dan kebahagiaan hidup setelah mati. 

Sebagian besar dari kita sangat antusias dan sunguh-sungguh dalam mempersiapkan kebahagiaan hidup di episode ini, tapi sangat santai dan terbiasa menikmati rasa malas untuk mempersiapkan hidup pada episode setelah mati. Tak jarang kita merasa “kehidupan nanti” itu masih jauuuh sekali, sehingga kita merasa masih banyak waktu untuk bersantai lalu fokus mengejar kebahagiaan hari ini. Padahal kita yakin dengan pasti bahwa episode itu benar adanya dan sungguh-sungguh akan menghampiri kita kapan saja, bisa detik ini, esok atau lusa.

Aku sering berkata pada diriku, “_orang-orang di sekelilingmu adalah bagian dari “sesuatu” yang Dia berikan untukmu berproses menjadi lebih baik dan lebih baik, bukan hanya lebih baik di mata mereka, tapi yang terpenting adalah lebih baik di mata-Nya. Maka ambillah sebanyak mungkin pelajaran dari apa yang kamu rasa dan lalui bersama mereka, lalu genggam semua itu tuk jadi kekuatan bagi hatimu. Agar dirimu menjadi seorang yang tegar dan tak mudah menyerah pada ujian. Karena kamu tau bahwa untuk meraih bahagia pada “episode hidup hari ini” dan “episode hidup setelah mati”  sekaligus tidaklah mudah. Hanya orang-orang yang tegar di Jalan Cahaya-Nya lah yang akan mampu. Maka berusahalah untuk menjadi salah satunya._”

2 komentar:

Anonim mengatakan...

salah satu ciri kepemimpinan antisipatif, sepertinya adalah : kemampuan membaca rasa

Eva Mardiana mengatakan...

i think so.
he..mengingatkan pd hutang yg blum terbayar:) jz.