Buku Tamu

Senin, 27 Juni 2011

Curahan hati untuk _Teman2 Pengkonsumsi Rokok_



Teman2 yang saya hormati, disela-sela kesibukan teman2, izinkan saya  mengungkapkan sedikit curahan hati yang sudah lama sekali ingin saya sampaikan khusus kepada teman2 pengkonsumsi rokok di seluruh penjuru negeri  ini *hehe..lebay.comJ*

Saya tau, bagi teman2 semua wacana dan diskusi tentang rokok bukanlah hal baru. Sudah biasa dan sangat sering dibicarakan. Namun dalam note ini saya tidak akan berbicara tentang bahaya rokok, kenapa teman2 merokok, kenapa pabrik rokok semakin menjamur di negeri ini, apalagi memberi himbauan bagi teman2 untuk berhenti merokok. Tidak. Selain karena saya merasa itu bukan kapasitas saya, saya kira bagaimanapun itu adalah bagian dari hak prerogatif teman2. Dia _Yang menciptakan kita_ juga memberikan wewenang kepada diri kita untuk tentukan pilihan dan gaya hidup kita masing-masing.

Namun ada suatu kondisi ketika beberapa diantara teman2, merokok di tempat umum, Seperti di angkot, bus atau kereta api, di halte, di ruang tunggu, dalam barisan antrian, dan banyak sekali tempat – tempat keramaian yang dalam banyak moment teman2 lupa memperhatikan sekeliling, bahwa di sekitar teman2 mungkin ada banyak orang yang rentan sekali dengan asap rokok. Tanpa teman2 perhatikan, ia sangat tersiksa harus menghirup asap yang berasal dari rokok teman2, terlebih lagi ketika itu adalah  asap sisa yang telah teman2 keluarkan melalui alat pernafasan.  Saya ingin memberikan analogi tentang situasi ini, Saya mohon maaf, tapi sungguh, ini sama halnya dengan misalnya teman2 makan permen karet, lalu setelah teman2  selesai dan bermaksud membuangnya, teman2 membuangnya ke mulut orang didepan atau disamping teman2, lalu teman2 paksa orang itu mengunyahnya kembali. Saya yakin kita semua tak akan tega melakukannya.

Yah, di tengah keramaian kita biasanya di dera oleh beberapa kondisi seperti gerah, letih, bosan, atau lapar. Dan bagi sebagian teman2, mungkin rokok adalah salah satu pilihan yang dapat menghilangkan hal-hal tersebut (*ini pengakuan dari beberapa teman). Okey, anggaplah begitu. Tapi coba kita review kondisi ini. Disatu sisi karena kebutuhan, maka teman2 merokok ditengah2 beberapa atau banyak orang, katakanlah dalam angkutan umum. Ditempat yang sama orang2 yang ada disana juga merasa letih, lapar atau sedang dalam kondisi kurang sehat. Dengan merokok teman2 merasa sedikit lebih baik, namun orang2 lainnya yang ada disana, yang mungkin sebagiannya ada yang alergi terhadap asap rokok, ada yang tengah punya masalah dengan paru-parunya, atau ada seorang ibu yang tengah mengandung dan masih banyak kemungkinan2 lainnya kita tidak tau. Betapa tidak adilnya jika disatu sisi teman2 merasa rileks dan nyaman menikmati rokok, tapi disisi lain orang2 disekitar teman2 begitu tersiksa harus menghirup asap rokok sisa….

Mungkin ada diantara mereka yang mampu dengan tegas langsung menyatakan komplainnya, meminta teman2 untuk mematikan rokok, tapi sebagian besar lainnya mungkin merasa segan untuk mengingatkan, takut mendapat respon yang kurang baik atau karena sudah terlalu seringnya menghadapi situasi demikian akhirnya pasrah saja pada kondisi seperti itu, lalu memilih diam meskipun ia sangat-sangat merasa terganggu.

Dalam hal ini, saya sama sekali tidak bermaksud menghakimi atau menyudutkan. Namun saya melihat, dalam banyak kondisi mungkin teman2 terlupa atau kurang peka dalam merasakan situasi ini. Jadi katakanlah ini semacam permohonan kepada teman2 untuk sedikit saja melebihkan tenggang rasa, rasa peka  dan kepedulian kepada orang2 disekitar teman2. Sehingga dengan tenggang rasa itu teman2 akan memiliki kekuatan lebih untuk bisa dan berkenan menahan diri dari merokok di tempat umum.

Pun demikian, ada beberapa diantara teman2 yang meskipun  dia tergolong perokok berat, namun sebisa mungkin ia mau menahan diri untuk tidak merokok di tempat umum, atau di tempat yang ketika itu ia tahu ada orang yang rentan dengan asap rokok. Ada juga yang memilih menjauhkan diri dari  keramaian sesaat untuk  merokok. Ada pula yang ia tidak akan merokok sebelum mendapat izin dari rekan-rekan disekitarnya dengan mengatakan “maaf, bolehkah saya merokok?” jika rekan2nya tak keberatan baru ia merokok, namun jika ada yang keberatan ia akan menahan untuktidak  merokok atau mencari tempat lain dimana tidak ada yang terganggu.

Dan saya sangat salut dengan sikap teman2 yang seperti ini. Dan jika boleh meminta, saya akan sangat berterima kasih jika teman2 yang lain juga berkenan untuk bersikap demikian.
Jika di beberapa Negara lain, pemerintahnya telah berperan membantu para perokok di negrinya dalam menahan diri _dengan menjalankan secara komitmen peraturan larangan merokok di tempat umum_ bahkan ada yang telah menyediakan tempat khusus merokok. Namun meskipun di negeri kita belum demikian, setidaknya mungkin teman2 tetap bisa melakukannya jika sesekali membayangkan bagaimana jika mereka yang terpaksa menghirup asap rokok sisa itu adalah ayah, ibu, adik, istri ataupun anak dari teman2, dimana mereka memiliki masalah dengan asap rokok, dan mereka sangat menderita harus mengalami situasi itu di banyak tempat. Saya percaya teman2 tidak akan tega melakukannya.

Pun demikian jika dengan membayangkan itu bahkan bisa memotivasi teman2 untuk secara perlahan meninggalkan rokok, tentu itu jauh lebih membahagiakan merekaJ

Di akhir, dari lubuk hati terdalam saya mohon maaf jika ada diantara teman2 yang kurang berkenan dengan uraian saya dalam note ini. Ini hanyalah ungkapan hati atau katakanlah semacam permohonan kepada teman-teman demi kenyamanan bersama. Semoga Dia memberikan kita kelapangan hati untuk bisa senantiasa saling menghargai dan menghormati sesama.


Minggu, 19 Juni 2011

Batu Kerikil


Suatu hari seorang pekerja bangunan mendapat bagian pekerjaan di atas gedung. Setelah beberapa waktu diatas ia membutuhkan beberapa perlengkapan yang masih tertinggal dibawah, namun terlalu repot baginya untuk turun kembali dan mengambil perlengkapan tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk menuliskannya di kertas lalu menjatuhkannya kepada teman kerjanya yang dibawah agar temannya tersebut bisa membantu mengirimkan perlengkapan itu ke atas. Sebelum melemparkan kertas pesanan tersebut ia memanggil –manggil temannya untuk memberi tahu bahwa dia meminta sesuatu. Ia pun memanggil temannya itu dengan berteriak. Tapi tak satupun teman yang bisa mendengarnya karena kondisi lokasi kerja yang demikian bising dengan semua aktifitas disana, ia pun kembali berteriak beberapa kali tapi usahanya sia-sia.

Lalu untuk menarik perhatian, ia pun mencoba melempar uang logam ke arah temannya. Dan memang benar, temannya yang melihat uang logam itu seketika menghentikan kerjanya, namun hanya untuk mengambil uang itu saja, kemudian ia melanjutkan kerjanya kembali. Merasa usahanya belum berhasil, pekerja itupun mengulanginya, ia melempar sebuah koin lagi ke arah temannya, tapi respon yang ia dapat ternyata sama.

Setelah berfikir keras, ia pun mendapat ide. Ia mengambil sebuah batu kecil disekitarnya, lalu melemparkannya ke arah temannya itu. Batu kecil itupun tepat mengenai kepala temannya, karena merasa sakit, temannya pun refleks melihat ke atas. Maka tersenyumlah pekerja itu, barulah ia menjatuhkan kertas berisi catatan barang-barang yang  dbutuhkannnya.

------------*****-----------

Teman, cerita sederhana ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. ini menggambarkan keadaan kita dengan Tuhan yang Maha Penyayang. Pada umumnya kita sadar bahwa Hidup kita adalah milik-Nya. Setiap episode kehidupan kita terjadi atas seizin-Nya. Maka pada-Nyalah tempat kita meminta dan mengadukan segalanya. Karena Dia lah muara akhir kehidupan kita ini nanti.

Namun yang terjadi, sering sekali kita terlupa pada hakikat itu. Ketika kita mendapat banyak kebaikan berupa pekerjaan yang mapan, prestasi yang bagus, rizky yang berlimpah, orang-orang yang menyayangi kita, semua itu jarang sekali membuat kita ingat untuk menengadah kepada-Nya dan mengucapkan syukur. Dengan alasan kesibukan, kita sering melalaikan ibadah. Jikapun melakukannya, sering kali seadanya. Shalat di akhir waktu, itupun dalam waktu sekilat mungkin dan kadang tanpa doa. Pun ketika berdoa, hanya redaksional atas doa-doa yang kita hafal sejak kecil, tidak mengungkapkannya dengan sepenuh hati. Yah, terkadang kita menyadarinya tapi selalu memberikan pemakluman dengan alasan sibuk dan letih. Padahal ditengah kesibukan kerja itu juga, tak jarang kita menghabiskan sebagian waktu untuk mengobrol, baca koran atau beraktifitas yang kurang urgent di dunia maya, facebook, twitter, YM dan lainnya. Yang semua itu sering kali kita sebut dengan refreshing untuk mengurangi kepenatan atas beban-beban yang ada.

Semua itu yang sering kita lakukan dalam banyak kemudahan yang kita terima dari-Nya. Maka karena itulah Dia terkadang menjatuhkan kerikil dalam kehidupan kita. Sesekali Ia memberi ujian berupa kesulitan, kehilangan, kegagalan dan hal-hal lain yang dengan itu biasanya memberikan refleks pada hati kita untuk tersentak mengingat-Nya, lalu kita pun mengadu dan memohon pada-Nya. Dan semoga saja ketika kerikil kecil itu diberikan-Nya langsung membuat kita segera mengadu. Karena tak jarang juga sebagian kita yang ketika di beri ujian justru terlarut dalam kesedihan dan mengeluhkan bahwa Dia tak adil. 

Semoga Dia menjaga kita dari sikap demikian. Karena Dia yang Maha Pengampun dan Maha penyayang, tak akan letih utnuk mengingatkan kita, hamba-Nya. jika dengan lemparan kerikil kecil tak cukup untuk membuat kita menengadah pada-Nya, haruskan Ia melemparkan batu besar kepada kita???  Na’udzubillah.

Semoga Dia senantiasa menjaga hati kita. Agar dengan kebaikan-kebaikan yang diberikannya sudah membuat kita mengingat dan bersyukur pada-Nya. amiin.
#Semoga bermanfaat ^_^

Senin, 16 Mei 2011

SEHAT itu MAHAL

Akhirnya aku setuju dengan mereka yang mengataan bahwa SEHAT itu MAHAL nilainya. 

Mahal nilainya dalam hal WAKTU, Karena ketika sedang sakit, nggak bisa kemana-mana dan nggak bisa melakukan banyak aktifitas produktif or manfaat. 

Mahal nilainya dalam hal MATERI, karena ketika sakit, untuk kembali dapatkan sehat biayanya mahal sekali. Obat, makanan, suplemen, check up, dll, apalagi kalau rawat di Rumah Sakit atau operasi, hmm…. MAHALLL.

Mahal nilainya dalam hal KEBAHAGIAAN, karena ketika  sedang sakit, tersiksa sekali rasanya. Menahan rasa sakitnya yang luar biasa, menahan pantangaan makan ini itu, menahan untuk nggak banyak bergerak, menahan a,b,c… sangat nggak nyaman rasanya. 

Begitulah mahalnya nilai sehat yang hilang dan baru terasa ketika sehat itu telah dicabut. Dari sakit yang baru saja aku lalui, Aku merasa Allah sedang ingin berikanku banyak pelajaran tentang itu. Setidaknya untuk mengingatkanku agar selalu mensyukuri luar biasanya nikmat sehat yang selama ini Dia berikan. 

Ini juga mengingatkanku tentang Sabda Tauladan Sejati, Rasulullah SAW: 
“ Peliharalah yang lima sebelum datang yang lima “ Yaitu:
1. Peliharalah masa mudamu sebelum datang masa tuamu
2. Peliharalah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu.
3. Peliharalah masa kayamu sebelum datang masa ,miskinmu.
4. Peliharalah masa senggangmu sebelum datang masa sempitmu.
5. Peliharalah masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu.
(HR. Muslim).

Masih banyak hal yang harus selalu disyukuri dalam hidup ini, tentunya tepat seperti yang disebutkan pada point ke lima hadits di atas: sebelum masa kematian itu datang. Allahu a’lam.

Sabtu, 07 Mei 2011

Pelajaran Tentang Rasa

Ini adalah pelajaran tentang rasa. Senang, sedih, marah, kecewa, suka, sayang, benci..

Setiap rasa yang pernah dicicipi oleh hati akan memberi pelajaran pada diri. Rasa sayang dan bahagia mengajarkan untuk bersyukur. Marah mengajarkan untuk bersabar. Kecewa mengajarkan untuk berlapang hati. Sayang mengajarkan untuk peduli dan berbagi. Benci mengajarkan tentang penjagaan terhadap hati, penjagaan dari buruk prasangka, penjagaan dari rasa itu karena jangan sampai kebencian terhadap sesuatu akhirnya justru mengotori hati, menstimulasi rasa marah dan kecewa, dan dengannya sikap yang di munculkan cenderung negatif bagi diri dan orang lain.

So, let’s keep learning. Belajar untuk mengolah rasa agar hati lebih tegar dan dewasa. Agar ia melahirkan sikap yang bijak dan bersahaja dalam menjalani hidup. Karena hanya sikap bijak dan sahaja yang akan mengantarkan seseorang dalam kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hidup hari ini dan kebahagiaan hidup setelah mati. 

Sebagian besar dari kita sangat antusias dan sunguh-sungguh dalam mempersiapkan kebahagiaan hidup di episode ini, tapi sangat santai dan terbiasa menikmati rasa malas untuk mempersiapkan hidup pada episode setelah mati. Tak jarang kita merasa “kehidupan nanti” itu masih jauuuh sekali, sehingga kita merasa masih banyak waktu untuk bersantai lalu fokus mengejar kebahagiaan hari ini. Padahal kita yakin dengan pasti bahwa episode itu benar adanya dan sungguh-sungguh akan menghampiri kita kapan saja, bisa detik ini, esok atau lusa.

Aku sering berkata pada diriku, “_orang-orang di sekelilingmu adalah bagian dari “sesuatu” yang Dia berikan untukmu berproses menjadi lebih baik dan lebih baik, bukan hanya lebih baik di mata mereka, tapi yang terpenting adalah lebih baik di mata-Nya. Maka ambillah sebanyak mungkin pelajaran dari apa yang kamu rasa dan lalui bersama mereka, lalu genggam semua itu tuk jadi kekuatan bagi hatimu. Agar dirimu menjadi seorang yang tegar dan tak mudah menyerah pada ujian. Karena kamu tau bahwa untuk meraih bahagia pada “episode hidup hari ini” dan “episode hidup setelah mati”  sekaligus tidaklah mudah. Hanya orang-orang yang tegar di Jalan Cahaya-Nya lah yang akan mampu. Maka berusahalah untuk menjadi salah satunya._”

Sabtu, 26 Februari 2011

ku Tau Hidup harus MemiliH

Akhirnya air mataku menetes juga..Bukan karena kepedihan yang dalam, atau atas rasa sakit,
Tapi kurasa atas sentuhan cahaya-Nya yang mengingatkanku tentang diriku, jalanku, mimpi dan harapanku juga rasa rindu dan bersalah pada orang2 tercinta dalam hidupku.

Berawal dari obrolan di telfon dengan abangku.
Dah cukup lama rasanya aku nggak bercerita banyak dengannya, bercerita tentang keluarga, tentang kami, tentang ayah dan bunda. Dari penggalan demi penggalan cerita, aku tertohok pada kalimatnya yang mengatakan apakan aku tak memikirkan mereka yang seharusnya menikmati hari tua mereka dengan bahagia bersama anak cucunya. Dan sekarang adalah saatku yang mestinya ada bagi mereka. Sebenarnya sebelum ini aku pun sudah sering memikirkan itu. Tapi entah kenapa kali ini aku terdetak, air mataku pun menetes seketika. Dan aku tak mampu berkata-kata lagi.

Ya Rabb Engkau yg Maha Tau, betapa aku ingin menjadi yang terbaik bagi mereka, dari siapapun yang pernah hadir dalam hidup mereka. Engkau yang Maha tau hingga detik ini mereka lah yang terpenting dalam hidupku.. Tapi hingga saat ini aku belum mampu tunjukkan itu. Bahkan aku sering tak ada di saat mereka butuh. Dan tak jarang aku memilih sesuatu yang bukan mereka inginkan.

Teruntuk ayah bundaku, maafkan aku..
Bukan aku tak ingin bersama kalian, tapi aku takut tak menjadi dewasa jika ada disamping kalian
Bukan aku tak ingin memilih yang kalian pilihkan, tapi aku takut tak bisa menjadi yang terbaik dgn itu..

Untuk kali ini, di titik ini, aku merasa tak punya kekuatan sama sekali untuk melangkah pada jalan yang kupilih. Atau bahkan sebenarnya aku belum memilih. Sebelum ini aku selalu berani berkata pada diriku, bahwa aku seorang yang tegas, yang berani tentukan pilihan dan tak pernah takut mengambil keputusan untuk hidupku, meskipun orang-orang meragukanku bahkan mencelaku. Tapi kali ini ku tau aku tak mampu, benar-benar tak mampu.

Ya Rabb, detakkan aku pada pilihanMu. Karena ku tau dari Mu yang terbaik bagi ku, bagi mereka dan semua orang tercinta ku.

‘Bapak dan Mama’ I love u..

Minggu, 13 Februari 2011

BELAJAR



Dari air kita belajar KETENANGAN
Dari batu kita belajar KETEGARAN
Dari tanah kita belajar KEHIDUPAN
Dari kupu-kupu kita belajar MERUBAH DIRI
Dari padi kita belajar RENDAH HATI

Melihat keatas: peroleh semangat tuk maju
kebawah: bersyukur atas semua yang dimiliki
Melihat ke samping: ada semangat kebersamaan
Melihat Kebelakang: ada pengalaman yg berharga
Melihat Ke dalam: introspeksi diri
Melihat Ke depan: be better^_^

Minggu, 18 April 2010

Hadist Bukhari - Muslim

Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi saw bersabda,
"Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak dan si Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah mengutus Malaikat berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya, "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku." Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian ditanya lagi, "Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Unta." Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."

Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut yang bagus dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada pandangan orang." Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Lembu." Maka diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan, "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan mataku supaya aku dapat melihat orang." Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat kembali. Selanjutnya dia ditanya pula, "Kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kambing." Maka diberinya seekor kambing yang bunting sambil didoakan "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."


Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Belang, "Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang, "Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu." Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula." Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, "Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah." Maka berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu."
(Bukhari - Muslim)

Kamis, 14 Februari 2008

KEKUATAN CINTA

Kereta waktu terus saja melaju. Tak kenal lelah. Tak pernah henti. Pun ketika bumi berhenti berevolusi nanati, ia justru akan melaju dalam perjalanan sejatinya. Dan kita manusia adalah penumpangnya. Lebih dari belasan tahun diatasnya, tak satupun dari kita yang tau kapan akan sampai. Namun satu hal yang pasti , yang kita harus yakini dengan keyakinan yang utuh, bahwa saat itu kan tiba meski entah dengan cara bagaimana masing-masing kita akan turun dari kereta ini, lalu naik ke kereta waktu berikutnya.

Lalu tanyakan pada diri, belasan atau bahkan puluhan tahun dalam perjalanan, apa saja yang telah kita lakukan selama itu?

Fase demi fase kehidupan beganti. Lembaran catatan zaman terpenuhi oleh banyak kata, warna dan rasa. Hingga bumi seperti sulit mencerna warna dan rasa yang beragam.
Setetes mani disusul pahit yang sangat , segores warna cerah diselimuti kepulan hitam yang kelam. Banyak peristiwa tak biasa seolah menjadi hal wajar di tengah kita. Bencana demi bencana pun terjadi bagai ombak yang saling susul.

Dan sekali tanyakan pada diri, sanggupkah kita menjadi penonton budiman pada episode keterpurukan zaman di hadapan kita? tidakkah kita lelah menyaksikan rentetan peluru kehancuran memporak-porandakan bangunan negeri ini? Tidak boleh ada jawab selain tidak. Karena pasti masih ada nurani dalam jiwa setiap kita. Kita harus bangkit, zaman membutuhkan kita yang tampil dengan kekuatan. Kekuatan yang mampu membendung peluru-peluru kehancuran. Mampu menyusun kembali peradaban-peradaban yang terberai.
Yakinlah bahwa kekuatan itu sesungguhnya ada pada setiap kita. Kita yang merasa ada di zaman ini, kita yang merasa bagian dari keterpurukan zaman yang terjadi.
Pada diri kita sesungguhnya ada kekuatan yang mampu memupus keangkuhan diri, mampu merobek keringkihan jiwa dan bisa membakar onggokan keserakahan pada dunia yang menyebabkan porak-porandanya peradaban.

Ialah kekuatan cinta. Kekuatan yang akan menorehkan warna cerah bagi dunia. Menumbuhkan rasa kepedulian pada sesama dan semangat perbaikan yang akan mengokohkan bangunan solidaritas kemanusiaan yang selama ini mulai lapuk, lalu berjama’ah membangun kembali peradaban dan menyusun puzzle-puzzle keindahan yang terberai.
Namun cinta disini adalah cinta hakiki. Cinta yang akan melahiran kebeningan pandangan, keindahan bahasa serta ketulusan laku. Cinta yang mampu menghidupkan bashiroh (pandangan hati) seorang insane. Ialah cinta dari sang maha pencinta. Rabb, penggenggam setiap jiwa. Namun cinta ini hanya akan tercurah bagi kita yang “mau” menjadikan Dia sebagai pelabuhan cinta. Kita yang “mau”, bukan yang mampu. Karena kita tak akan pernah mampu menggenggam hati kita untuk membawanya ke hadapan Allah. Kita hanyalah insan, makhluk ciptaan-Nya. Hanya Dia yang mampu membolak-balikkan hati ini untuk diarahkan kearah mana kita menuju. Apakah “mau” kita tertuju pada-Nya pemilik dunia dan akhirat, ataukah hanya pada sesuatu yang dimiliki-Nya, dunia?
Sedangkan “mau” disini bukan hanya keinginan sesaat. Tapi “mau” yang dimaksud adalah keinginan yang sungguh sehingga dengan segenap jiwa akan berusaha mewujudkan ingin itu, lalu melawan pesona duni bersama keserakahan dan kebengisan di dalamnya yang serta merta melahirkan kerusakan demi kerusakan di bumi ini.

Ini adalah sebuah pilihan. Pilihan yang menuntut ketegasan hati. Memaksa kita untuk menyngkirkan ranting-ranting keraguan lalu membunuh kemalasan serta kemnajaan diri dalam menyerap warna-warna kehidupan yang hadir di hadapan kita.
Bukalah lembaran sejarah para pendahulu kita dalam sepisode kisah cintanya.
Julius Caesar melabuhkan cintanya pada wanita semata. Qarun pada harta, dan Hitler pada kekuasaan. Namun kisah mereka berakhir kehancuran. Sebabny adalah karena mereka melabuhkan kisah cintanya hanya pada sesuatu yang dimiliki oleh sang pemilik cinta.
Padahal kekuatan cinta yang sesungguhnya hanya akan terpancar dikala cinta itu dilabuhkan pada sumber cinta yang Maha Tinggi. Allah ‘azza wa jalla. Karena dari-Nya akan tubuh benih-benih cinta yang lain, sehingga cinta itu akan terungkap dal sikap kesehariannya.
Rasulullah saw telah membuktikannya, dengan cinta yang ia labuhkan sepenuhnya pada sang Rabbi, mampu merubah kejahiliahan dan keterpurukan moral diseluruh Jazirah Arab yang saat itu sangat tak terkendai, menjadi ketentraman yang terstruktur dan terkendali. Itulah kekuatan cinta.

Dengan kekuatan itu juga hati seorang Umar bin Khattab, yang dikenal bingar dan temperamental bisa tersentuh lalu berubah menjadi pemimpin negara yang bijak dengan keadilan dan kasih sayang yang sangat terhadap rakyatnya.
Demikian pula Bilal bin rabbah, seorang budak yang selalu tertindas. Meskipun oleh orang kafir beliau dilentangkan ditengah padang pasir yang terik, lalu di himpit pula dengan batu besar demi untuk mengalihkan cintanya kepada berhala, ia tak gentar sedikitpun. Kekuatan cinta yang lahir dari jiwanya mengokohkan akar tauhid sekokoh gunung uhud.

Begitulah buah dari kekuatan cinta hakiki, tak terbendung. Ia mengalirkan kelembutan dalam jiwa yang kekar, memancarkan cahaya di hati yang bening, lalu melahirkan pribadi yang punya komitmen dan keberanian untuk melakukan perbaikan.
Inilah yang kita butuhkan hari ini. Kekutan yang mengaliri setiap diri. Lalu dengan itu kita akan mampu menghijrahkan diri dari seorang yang terbiasa manja dalam kemalasan, menuju diri yang mau berjuang. Mengukir karya kepahlawanan dalam bentuk sikap dan laku yang membawa manfaat bagi diri dan orang lain. Kekuatan ini pun mampu mengikis keserakahan dalam diri seorang koruptor, kebakhilan di hati seorang jutawan dan seluruh keringkihan yang bersarang dalam jiwa-jiwa yang kerdil.

Maka segeralah beranjak, raih kekuatan itu. Raih cinta dari Maha Pencinta. Rasakan keindahan berbicara dengan-Nya ketika sholat. Bangun harapan dengan doa-doa yang panjang. Telaahlah tipa perkataan-Nya yang telah dihimpun dalam Al-qur’an. Kita akan rasakan kekuatani tu. Kekuatan cinta dari Allah ‘azza wajalla.
Wallahu a’lam bishsshawab.

Kamis, 27 Desember 2007

Syukur...lebih dari sekedar ucapan..

Bersyukur adalah hal paling menyenangkan dalam hidupku. Rasa, dimana tidak ada yang lebih membuatku merasa lebih baik selainnya. Rasa yang paling aku harapkan mengisi setiap celah ruang qolbuku.
Disuatu pagi, ponselku berbunyi, kuterima sebuah massage dari seorang saudariku kalimat taujih yang sederhana :

“Asw. Orang-orang yang paling bahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik dalam hidupnya, tapi mereka selalu berusaha menjadikan setiap hal yang hadir dalam hidupnya menjadi yang terbaik. Wslm.”

Sebuah kalimat sederhana, tapi bagiku begitu menyentuh ruang qalbu terdalam-ku saat itu. Allah memang Maha tau apa yang paling dibutuhkan hamba-Nya tepat pada waktunya.
Subhanallah, aku benar-benar merasakan nikmat sebagai seorang mukmin. Yang dengannya Allah melimpahkan nikmat berukhuwah, saling mencintai, berbagi dan memberi karena-Nya. Hampir setiap hari aku menerima kalimat taujih dari saudari-saudariku yang aku cintai karena-Nya. Dan itulah salah satu nikmat yang membuatku merasakan syukur itu.
Mungkin bukan suatu hal yang luar biasa. Sms taujih, hanya beberapa patah kata, hanya butuh satu, dua atau tiga layar, hanya Rp.99- Rp.350. terlepas dari’segala hanya’ yang dikorbankan untuk mengirim kalimat taujih itu. Tapi, kini aku baru benar-benar merasakan syukur dan nikmat luar biasa dari kalimat-kalimat yang mungkin selama ini aku anggap biasa saja. Yang jarang sekali aku balas. Yang hanya aku baca, lalu entah sampai kapan tersimpan dalam inbox ponselku.
Tapi aku baru sadar bahwa ternyata kalimat-kalimat itu telah memberi kekuatan besar pada tiap hari-hariku. Betapa kaliamat itu bertindak sebagai motivator bagi jiwaku hampir di setiap aku mengawali hari-hariku. Maka karenanya aku bersyukur. Jazakumullah khairan katsiran kepada ikhwatifillah yang senang mamberi tanpa meminta.

Saudaraku, ini hanya cerita kecil dari ku yang terlalu sederhana, sekali lagi, mungkin tidak ada yang istimewa. Tapi aku yakin bahwa kita semua sepakat bahwa bagi seorang mukmin, semua dalam hidup ini tidak ada yang sia-sia. Ilmu, kebaikan, hikmah tak pernah dinilai dari besar kecilnya. Sesuatu yang baik tetap akan bernilai baik tanpa dihitung berapa besar kadar baiknya. Demikian juga ilmu, tak pernah dinilai besar kecilnya kualitas ilmu itu, ketika ia berguna untuk kebaikan dan pengetahuan ia akan tergolong sebagai ilmu yang memberi manfaat.
Jadi kita semua harus terbiasa untuk tidak mengabaikan hal-hal baik meskipun kecil dan sederhana. Karena Allah maha teliti dalam menilai tiap detik yang kita lalui. Rasulullah pun menganjurkan kita untuk melakukan suatu pekerjaan dari yang paling mudah. Wallahu a’lam, bisa saja dari kebaikan-kebaikan kecil yang kita lakukan, Allah akan menyampaikan kita ke jannah-Nya. Dimana dengan itu Allah mengijinkan kita untuk melihat wajah-Nya.

“Ukhtiy..kenikmatan cinta karena Allah yang kita rasakan didunia adalah untuk memberikan gambaran setetes rasa nikmat yang disediakan Allah di syurga. Jika bercinta karena Allah itu nikmat, mak asyurga jauh lebih nikmat dari itu semua. Nikmat cinta disyurga tak bisa dibayangkan. Yang paling nikmat adalah cinta yang diberikan Allah kepada penghuni syurga, saat Allah memperlihatkan wajah-Nya. Dan tidak semua penghuni syurga berhak menikmati indahnya wajah Allah. Untuk mencapai nikmat cinta itu, Allah menurunkan petunjuk-Nya yaiut Al-Qur’an dan Sunnah. Yang konsiusten mengikuti petunjuk itulah yang berhak memperoleh segala cinat di Syurga…(ibnu Qoyyim). Selamat bermujahadah wahai pendamba cinta sejati..

(ini adalah untaian sms taujih dari seorang ukhtiy yang begitu spesial bagiku. Syukran jazilan)

Fastabiqul khairat.

Kamis, 25 Oktober 2007

Taujih Itu Indah

" maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."

Selasa, 09 Oktober 2007

Menyongsong Fajar Kemenangan

Ramadhan sudah sampai di penghujungnya. dan disini detik-detik terasa semakin bercahaya. Mentari terasa sinarnya semakin lembut. Semoga indahnya penghujung ramadhan ini membawa limpahan ampunan dari Rabb yang Maha Indah, kepada jiwa2 yang merindukan ampunan itu.

seiring perpisahan dengan ramadhan ini, fajar kemenangan pun menyambut jiwa2 yang fitri, yang bercahaya, bersahaja dan penuh kharisma. diri2 yang berhasil melalui fase kepompong lalu keluar bagai kupu2 yang indah setelah selesai bermetamorfosa dari dosa-dosanya. subhanallah walhamdulillah walailaahaillallah Allahu akbar!!!

Selamat datang wahai jiwa2 yang menang. raih fajar kemenangan dengan qolbu yang bening, bercahaya dan berenergi untuk melanjutkan perjuangan menuju-Nya.

Minal aidin wal faizdin. to all saudara muslim-muslimah sedunia, mohon maaf lahir batin, semoga Allah yang Maha Mulia mengumpulkan qt kelak di syurga-Nya. amiin.

Jumat, 07 September 2007

Ahlan wa sahlan ya Ramadhan

Ramdhan bulan suci penuh cahaya. Bertaburan rahmat dan rizki serta ampunan. Bulan ini adalah anugerah Rabb semesta alam, Allah azza wa jalla, kepada hamba2 yang mengenal dan takut pada-Nya.

Karena hamba yang tidak mengenalnya tidak akan merasakan cahaya bersama ramadhan, karena hamba yang tidak takut pada-Nya tidak akan pernah merasakan keutamaan apapun dari apa yang Dia berikan. Sungguh menyayangkan sekali. Jika kita termasuk kedalam hamba2 yang tidak kenal pada-Nya dan tidak takut pada-Nya itu. Na’udzubillah.

Sedangkan hamba2 yang mengenal rabbnya dan takut pada-Nya, akan merasakan keindahan luar biasa, karena pun sebelum ramadhan ini datang ia telah mempersiapkan diri jauh2 hari. Melatih diri untuk shaum agar kelak ketika shaum ramadhan fisik dan jiwanya tidak lagi harus memulai adaptasi dalam melakukan shaum dan insya Allah akan lebih mudah dalam memaknai hakikat shaum itu sendiri dengan nilai ruhiyah dan ibadah pada-Nya.

Ia pun mempersiapkan diri dengan lebih memperbanyak bangun malam untuk melakukan qiyamul lail. Karena untuk meraih kekhusyu’an dan kaindahan qiyamul lail itu butuh proses, semakin sering seseorang melakukan qiyamul lail, insya Allah akan semakin dekat ia kepada khusyu’. Ini suatu hal yang lumrah, karena sholat malam adalah sholat pada saat diri kita sewajarnya beristrahat dari aktivitas di siang hari, saatnya diri kita untuk melepas lelah dan menyisakan beberapa bagian dari waktu untuk melupakan masalah2 kita. Namun inilah keistimewaan hamba2 yang mengenal rabbnya. Ia menggunakan sebagian dari waktu itu untuk menghadap rabbnya. Untuk berbicara, mengadu dan meminta. Karean ia sadar bahwa ia butuh untuk bertemu dengan pemilik dirinya dan pemilik serta penguasa seluruh alam ini, tempatnya berlabuh dan berjuang. Ia pun sadar bahwa tak ada yang lebih baik dari itu.

Jadi wajar sekali bahwa cukup sulit untuk meraih kekhusyu’an yang akan membawa ketenangan diri lahir bathin itu. Karena kita juga harus berjuang melawan kantuk dan godaan syaitan. Itulah gunanya semakin memperbanyak qiyamul lail menjelang ramadhan, agar insyaAllah ketika ramadhan jangan sampai kita terlewat satu malampun dari qiyamul lail. Karena di bulan ramadhan Allah yang maha Mulia juga akan menurunkan satu malam yang penuh keberkahan, satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Dan Allah hanya akan memberikan keberkahan dan keindahan malam itu pada hamba-Nya yang selalu menikmati malam dengan melakukan qiyamul lail.

Persiapan lainnya adalah menyiapkan materi untuk diinfakkan. Dalam suatu sirah disebutkan bahawa rasulullah orang yang paling dermawandalam kesehariannya. Namun demikian, ketika ramadhan rasulullah jauh lebih dermawan lagi. Semoga hal ini dapat memicu kita untuk lebih banyak mengeluarkan rizki yang Allah titipkan pada kita untuk diinfakkan dan disedekahkan kepada saudara2 kita yang membutuhkannya. Maka berhematlah untuk tidak menghabiskan uang kita kepada hal2 yang tidak perlu. Banyak2lah bersedekah dan lebih banyak lagi ketika ramadhan. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ampunan yang besar itu bagi kita. Agar kewlakk selepas ramadhan, Allah menyucikan kita dari dosa dan Allah yang Maha pemurah melimpahkan cahaya-Nya yang indah bagi diri kita, hingga kita menjadi hamba yang lebih dekat pada-Nya dan kita menjadi diri yang lebih matang dan siap dalam menjalankan tugas kekahlifahan dimuka bumi ini hingga tiba saat akhir hayat kita dan kelak kita bertemu kepada-Nya dengan memwbawa perbekalan yang cukup sehigga Dia memasukkan kita kedalam jannah-Nya yang penuh keindahan tiada banding. Amiin ya arhamarrahimiin.

Senin, 03 September 2007

IHSD

IHSD, apaan sich???
IHSD adalah singkatan dari International Hijab Solidarity Day. Yap, hari solidaritas jilbab international, gitu deh kurang lebih. Mungkin masih banyak diantar kita yang masih asing dengan kata ini. makanya disini ana ungkapkan. IHSD di tahun ini bertepatan dengan hari ini, selasa 4 september 2007. Karena memang IHSD diperingati pada tanggal 4 september.

Temen2 mau tau apa yang melatarbelakangi IHSD itu sendiri?
IHSD ini dilatarbelakangi oleh adanya keputusan pemerintah London yang melarang mahasiswa untuk memakai simbol-simbol keagamaan, sehingga banyak warga muslim yang memprotes keputusan ini. hal; ini tentu aja menyulitkan muslimah untuk menutup aurat secara sempurna. Karena itu, pada tanggal 4 september 2004 diadakanlah konferensi London yang dihadiri oleh Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof Tariq R. dan juga 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris International, ynag kemudian menghasilkan keputusan :
1. Menetapkan dukungan terhadap penggunaan jilbab
2. Penetapan tanggal 4 september sebagai hari solidaritas jilbab internasional (IHSD)
3. Rencana aksi untuk tetap membela hak muslimah untuk mempertahankan busana takwa mereka.

So, gitu deh sedikit tentang IHSD. Nah mulai sekarang, terkhusus temen2 muslimah jangan sampai ada yang nggak tau lagi apa itu IHSD ya..
Sedikit cerita nich. Hari ini, qita dari saudari2 muslimah se-unand mengadakan aksi peringatan IHSD di sekitar kampus unand juga. aksinya tuh bagi2 bunga+leaflet about IHSD ke seluruh cewek2 di unand dan sekitarnya. Tapi gak ada spesialisasinya lho, mulai dari temen2 mahasiswa, penjaga toko, ibu2 penjual lotek, pejaga fotocopy, semuanya deh. Itu sih targetan qita, tapi subhanallah, ternyata gak cuma itu aja yang antusias sama aksi ini, eh bapak2 yang lagi lewat, dari mahasiswa, supir angkot, tukang ojek sampe pak polisi yang lagi ngatur lalu lintas juga minta dibagiin. Ya udah deh kan gak pa2 juga mereka tau. Jadinya, yah cukup merata lah.

Wallahu a'lam, ana bersyukur sekali bisa melakukan ini. Hari gini, diantara kita mesti ada yang ingat dan tetap berjuang untuk mempertahankan eksistensi kita sebagai seorang muslimah. Sosok yang seakan-akan termarginalkan oleh 'kemajuan' zaman kini. Bahkan muslimah itu sendiri pun banyak yang telah melupakan keberadaan dirinya sebagai seorang muslimah. Muslimah umumnya semakin enggan menjalankan perannya, jangankan untuk menjalankan peran dan kewajibannya, dari segi tampilan luar saja berat sekali. Ironis. Ini salah siapa? wallahu a'lam. Namun yang terpenting saat ini adalah, bagaimana untuk mengembalikan kondisi ini ke keondisi muslimah semula. Bahwa muslimah adalah keindahan yang tak ternilaI...

Muslimah itu Anugrah


Ia lembut tapi tidak lemah

Mempesona tapi tetap bersahaja

Ia mengerti bagaimana menjaga akhlak dan kemuliaannya

Itulah yang membuatnya istimewa

Barakallahu for Moeslimah...

Senin, 13 Agustus 2007

Hadist..

Jauhilah kamu makan dan minum yang berlebih-lebihan, karena yang demikian dapat merusak kesehatan tubuh, menimbulkan penyakit dan memberi kemalasan ketika akan shalat. Dan hendaklah bagimu bersikap sedang karena yang demikian akan membawa kebaikan kepada tubuh, dan menjauhkan diri dari sikap berlebih-lebihan ( HR. Bukhari )

Menguap itu dari syaitan, maka jika seseorang diantaramu menguap, lalu tutuplah mulutmu sekuasamu. Sesungguhnya seorang diantaramu jika menguap dengan suara “Ha” akan tertawalah syaitan dari hal itu ( HR. Bukhari-Muslim )

Ucapkanlah BISMILLAH, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang di dekatmu ( HR.Bukhari-Muslim )

Janganlah seorang diantaramu minum dalam keadaan berdiri, maka barang siapa yang karena lupa maka usahakanlah muntah ( HR. Muslim )

Dari Abu Hurairah ra, mengatakan :” Rasulullah saw tidak pernah mencela makanan, jika beliau menyukai lalu dimakannya, dan jika tidak menyukai lalu ditinggalkannya “ ( HR. Bukhari-Muslim )

Sesungguhnya Allah akan rela terahadap hamba (manusia) yang makan makanan lalu memujinya (membaca ALHAMDULILLAH) sesudahnya, atau minum lalu memujiNya sesudahnya (HR. Muslim)

Aku (Nabi) tidak makan sambil berdiri (HR.Bukhari)

Janganlah seorang diantaramu makan dengan tangan kiri. Dan janganlah minum dengan tangan kiri. Maka sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya (HR. Muslim)

Sabtu, 28 Juli 2007

Belajar Dari Ibrahim

Hidup ini adalah Perjuangan yang akan terus berjalan, terus berjalan hingga sang pemilik hidup ini memutusnya. Maka setiap pejuang pasti butuh kekeuatan, butuh senjata, butuh energi yang terbanyak. Lalu aapakah bekal yang kita butuhkan itu? ialah cahaya Allah yang maha tinggi..